Sumo

on Tuesday, November 1, 2011

Tradisi sumo telah mengakar sejak tahun 1.500-an pada zaman kekaisaran Jepang. Ini merupakan simbol kepahlawanan dan juga keagamaan yang mengharuskan para petarung melakukan ritual khusus dohyo-iri di kuil Shinto sebelum bertanding di Niigata.

Sumo juga dikenal sebagai kokugi yang berarti "olahraga nasional" dari Jepang. Teknik menjatuhkan dan mengunci lawan adalah senjata terampuh yang harus dilakukan setiap pesumo.

Bagi Anda yang ingin menyaksikan tempat latihan sumo, bisa berkunjung ke Nagano. Anak-anak berusia 15 tahun hingga 30 tahun-an menjadi target utama pelatihan. Namun di usia pensiun, banyak dari mereka yang membuka tempat pelatihan sendiri.

Ada beberapa ketentuan bagi setiap pesumo. Mereka semua diharuskan memiliki berat badan antara 160 kilogram hingga 270 kilogram. Dan untuk menjadi pesumo handal biasanya sudah lihai menusukkan telapak tangannya di bawah ketiak lawan.



Hampir setiap pertandingan besar sumo berakhir kurang dari satu menit dan waktu untuk tunggu pertandingan mereka bisa sampai sepuluh jam.

Selain gyoji yang menjadi pakaian resmi para pesumo, kunciran rambut belakang seperti jambul pun menjadi tren paling terpenting.

Uniknya lagi, setiap pesumo harus sering makan dan tidur agar membentuk lemak yang lebih banyak. Waktu sarapan mereka di Tokyo Izutsu Beya dari jam 5 pagi hingga 11 siang waktu setempat.

Yokozuna adalah gelar yang diberikan kepada pegulat sumo profesional (rikishi) yang telah mencapai peringkat teratas dalam olahraga sumo. Istilah Yokozuna berasal dari tambang (tsuna) berukuran lebar (yoko) yang dililitkan di pinggang pegulat bergelar Yokozuna. Tambang yang dililitkan di pinggang Yokozuna menyerupai tambang shimenawa yang dipasang pada torii dan berbagai tempat atau benda yang dianggap suci menurut kepercayaan Shinto. Berat tambang yang dililitkan di pinggang Yokuzuna bisa mencapai 20 kilogram yang dikenakan sewaktu mengikuti upacara memasuki ring (dohyoiri) tapi dilepas sewaktu bertanding.

Sejarah peringkat yokozuna tidak begitu jelas, walaupun dua cerita yang menjelaskan asal-usul peringkat yokozuna. Menurut cerita pertama, di abad ke-9 pegulat bernama Hajikami mengikatkan shimenawa di pinggangnya dan menantang pegulat-pegulat lain untuk bisa menyentuhnya. Menurut cerita kedua, pegulat Akashi Shiganosuke mengikat shimenawa di pinggang sebagai tanda penghormatan terhadap kaisar ketika mengunjungi istana di tahun 1630. Setelah wafat, Akashi Shiganosuka menjadi pegulat pertama yang mendapat gelar Yokozuna. Kedua cerita tentang asal-usul peringkat Yokozuna dianggap tidak mempunyai bukti sejarah yang kuat. Pegulat bernama Akashi Shiganosuke juga diragukan pernah ada. Menurut catatan sejarah, yokozuna seperti Tanikaze Kajinosuke sudah digambarkan mengenakan shimenawa dalam lukisan ukiyoe tahun 1789.

Sebelum era Meiji, gelar Yokozuna diberikan kepada pegulat berperingkat Ozeki (sekarang peringkat nomor dua dari atas) yang melakukan pertandingan sumo di depan Shogun. Pemberian gelar Yokozuna dulunya lebih disebabkan pengaruh yang dimiliki pejabat yang menjadi sponsor dan bukan karena kemampuan atau kehebatan pegulat. Pada masa itu, banyak pegulat bergelar Yokozuna yang menurut standar sumo zaman sekarang cuma menyandang gelar yang sekadar nama saja. Di zaman dulu, pemberian gelar Yokozuna merupakan hak turun temurun yang dimiliki keluarga yang menjadi sponsor pegulat. Yokozuna juga bukan merupakan peringkat tersendiri, melainkan hanya sebutan untuk pegulat berperingkat Ozeki yang diberi keistimewaan untuk melakukan upacara memasuki ring secara terpisah.

Sumo

Sumo

Sumo

Sumo

Sumo

Sumo

Sumo

Sumo

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

 
© Cultures of Nippon | All Rights Reserved
D.I.Y Themes ByBelajar SEO